Kamis, 16 April 2015

GN. GALUNGGUNG, TASIKMALAYA

Akhirnya impian mengunjungi Galunggung kesampean juga, hehehe.. setelah beberapa kali gagal karna ada halangan... 11 April 2015, saya berangkat bersama kedua teman saya untuk camping ceria disana... senang rasanya :3 Dua hari sebelum keberangkatan, teman saya tiba-tiba whatsapp mengajak ke Gunung ini, antara galau karna urusan tenda setelah dapat, baru deh segera packing malam sebelum keberangkatan, hehehe...

Pagi itu saya bangun pagi-pagi, mandi dan sarapan lalu bergegas naik bemo dari rumah menuju halte busway jurusan Ancol - PGC dengan tujuan halte BKN. Turun dari halte BKN ke arah kanan, disitu ada poll Bis Primajasa, saya bertemu dengan kedua teman saya yang telah lebih dulu sampai.

Sekitar jam 7.30 lewat , langsung naik bis ac bisnis Primajasa  jurusan Jakarta - Tasikmalaya dengan tarif 68.000.  Naik bis dari sini lebih nyaman dibanding menunggu di terminal selain tidak ada calo, juga banyak jam keberangkatan dan jenis bis yang bisa kita pilih.

Penampakan dalam bis, seat bangku 2-2, bangku bisa di  gerakkan sesuka kita untuk posisi yang pas.

 Perjalanan dari Jakarta - Tasikmalaya sekitar 5 jam lebih dengan melewati Cileunyi, Tol Cipularang. Kami berhenti di Terminal Indihiyang, Tasikmalaya sebelah luar, tidak masuk sampai ke dalam terminal. Dari situ ada jualan nasi padang, kami mengisi perut kami sebelum melanjutkan perjalanan kembali. Saking lapernya sampai lupa di foto :p

Selesai makan siang, kami berjalan menyeberang menuju arah pasar, disitu ada angkot warna hijau, dengan tarif 15.000 rupiah/ orang, angkot hijau ini akan membawa kami sampai depan pos GN. Galunggung. Ternyata dari pasar ini lumayan jauh, setengah jam lebih kami di angkot ini. Sampai di Pos GN. Galunggung kami dikenakan biaya masuk 6.500 rupiah/ orang, dan dari pos ini ada 2 pilihan untuk sampai di GN. Galunggungnya. Pertama: berjalan kaki dengan tanjakan aspal sejauh 2.5 - 3 km atau naik ojek dengan hasil tawar menawar, dan hari itu kami memilih untuk naik ojek heheheh dengan hasil tawar menawar dan deal di harga 15.000 rupiah/ orang.

jika niat jalan kaki, jalanan seperti ini sampai atas sana...
 Sore itu hujan gerimis ketika naik ojek dan sampai disana. Jalanan aspal nya ternyata tidak begitu mulus, banyak lobang disana sini sehingga berasa banget naik ojek. Di sini banyak terdapat warung, jadi jangan khawatir kalau laper. Setelah semua siap, kami pun naik ke atas GN. Galunggung yang katanya berjumlah  +/- 650 anak tangga. Lumayan menguras tenaga dan ngos-ngosan meski sore itu mendung, tidak kebayang kalau panas terik... -_- sampai diatas kami istirahat di sebuah warung, diatas ternyata juga banyak warung. Saya hanya memesan teh manis hangat seharga 3.000 rupiah, ahhh... enak setelah cape naik tangga beratus-ratus... tak lama hujan gede turun disertai angin kencang -_- kami pun berteduh di warung itu sambil memikirkan dimana kami akan membuka tenda, di atas atau di bawah kawah.

Ini Pilihan lain kalau tidak mau naik tangga bisa lewat jalur ini untuk keatas tapi lumayan licin karna itu pasir bekas magma jadi mudah jatuh-jatuhan...

istirahat sejenak ...

Akhirnya kami memutuskan untuk membuka tenda diatas karna faktor cuaca yang kurang bersahabat dan kabut sangat tebal sore itu sehingga dasar kawahpun sudah tidak terlihat sama sekali. Sore itu masih jam 5, 2 tenda dengan flysheet sudah berdiri kokoh. Dan tiba-tiba hujan kembali datang, kami pun memutuskan untuk segera masuk ke dalam tenda dan masak. Hujan tak juga reda sampai malam, sampai sekitar jam 9 malam hujan sudah reda-an. Kami memutuskan untuk keluar melihat keadaan diluar. Ternyata bulan tepat berada di atas tenda kami , hanya bulan setengah malam itu tapi bintang lumayan banyak terlihat. Dan hamparan lampu-lampu kota kejauhan terlihat dari tempat kami nenda. Indah sekali, view romantis bagi yang berpasangan :p
view malam hari


Sesekali warga lokal berlalu lalang untuk turun ke kawah, katanya mereka ingin memancing. Yup, disana ternyata bisa untuk memancing. Sampai tengah malam pun masih ada terdengar suara langkah orang yang melewati tenda kami untuk ke kawah.

Pagi menjelang terasa cepat sekali, mungkin karna malam itu tidak berasa dingin hehehe, suhu normal sekitar 22 derajat, ya mungkin karna turun hujan terus. Sunrise pun sepertinya enggan menampakkan wujudnya hehehe, jadi kurang bagus .. tapi lumayan lah meski sedikit sunrise itu dapat dinikmati dari depan tenda kami, hihihi...kalau di kawah mungkin tidak bisa melihat sunrise, tapi plus minus lah ya... di kawah juga bagus dengan sekeliling view ijo-ijo pohon.

Setelah sarapan, saya keliling untuk foto-foto, berniat untuk turun ke kawah tapi tak ada teman nya :( jadi cuma foto-foto diatas aja deh, sementara kedua teman saya siap-siap packing untuk turun ke bawah karna sudah tidak sabar mau ke toilet, wkwkwk...

pagi itu...sinarnya malu-malu untuk menyapa...

view ijo-ijo royo.... hehehe...kalau musim kemarau mungkin akan beda viewnya ya...

Akhirnya kami turun sekitar jam 8-an, turun tangga ini cukup untuk membuat lutut bergetar, hihihihi... tapi cepat sekitar 15 menit sudah sampai dibawah. Sesampainya di bawah, bergegas ke toilet untuk bersih-bersih sebelum pulang.

Dan untuk sampai ke terminal kembali kami naik ojek dan angkot hijau dengan harga yang sama seperti pergi. Ternyata kalau angkot dari atas ke bawah itu jalannya lumayan lama. Kadang sesekali si supir berhenti dan pergi entah kemana, kata warga sana emang begitu bisa sampai 30 menit bahkan.

Setibanya di terminal, ternyata terminal tak terawat, lampu hanya menyala satu sehingga keadaan gelap, tidak ada aktivitas yang gimana disana hanya ada beberapa meja yang menjual tiket dan minuman, tidak ada warung makan T.T hiks... lapernya... sekitar 30 menitan menunggu bis Primajasa jurusan Jakarta (Cililitan: Poll Primajasa) datang. Ternyata bukan yang Bisnis tapi Ekonomi, seat 3-2 dengan AC tapi sering berhenti terus untuk mengangkut penumpang dan sering penjual makanan masuk untuk menjajakan jualannya. Lumayan untuk mengisi perut, saya beli lontong tahu ( lontongnya ga enak, lembek dan basah tidak berasa ) kalau tahu itu tahu sumedang lumayan lah meski lebih enak yang baru digoreng. Ada juga jual Jeruk Bali, Dondong Rujak, Bakcang, Kacang-kacang, dll...

Perjalanan pulang hampir 7 jam, rasanya lama sekali... memang lebih enak yang bisnis selain harganya yang beda hanya 8.000 rupiah, juga lebih cepat dan bangku bisa direbahkan tidak tegak seperti ekonomi.

Sampai di Jakarta hari masih sore, langsung naik busway kembali ke rumah.


See you in next adventure... ^^